2 Kab Belu

Kabupaten Belu adalah sebuah kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Kabupaten ini beribukota di Kota Atambua. Memiliki luas wilayah 1.284,94 km², terbagi dalam 12 kecamatan, 12 kelurahan dan 96 desa, termasuk 30 desa dalam 8 kecamatan perbatasan.

Nama
Nama Lain: Rai Belu, Tasifeto, Fialaran-Lamaknen, Manuaman Lakaan.
Kata "Belu" menurut penuturan para tetua adat bermakna "persahabatan" yang bila diterjemahkan secarah harafiah ke dalam bahasa Indonesia berarti "teman" atau "sobat". Ini merupakan makna simbol yang mendeskripsikan bahwa pada zaman dahulu para penghuni Belu memang hidup saling memperhatikan dan bersahabat dengan siapa saja. Namun secara politis oleh Pemerintah Belanda, Belu dibagi menjadi dua bagian yaitu Belu bagian utara dan Belu bagian selatan, yang hingga sekarang masih terasa pengaruhnya.[2]

Batas Wilayah
Wilayah Kabupaten Belu berbatasan dengan:
Utara Selat Ombai
Selatan Kabupaten Malaka
Barat Kabupaten Timor Tengah Utara
Timur Timor Leste

Pembagian Administratif
1. Kecamatan Lamaknen Ibukota di Weluli
2. Kecamatan Lamaknen Selatan Ibukota di Aubulak
3. Kecamatan Raihat Ibukota di Haekesak
4. Kecamatan Lasiolat Ibukota di Lahurus
5. Kecamatan Tasifeto Timur Ibukota di Wedomu
6. Kecamatan Kota Atambua Pusat
7. Kecamatan Kota Atambua Barat
8. Kecamatan Kota Atambua Selatan
9. Kecamatan Kakuluk Mesak Ibukota di Atapupu
10. Kecamatan Tasifeto Barat Ibukota di Kimbana
11. Kecamatan Nanaet Duabesi Ibukota di Laktutus
12. Kecamatan Raimanuk Ibukota di Mandeu.

Klimatologi
Secara umum Kabupaten Belu beriklim kering (semiarid), dengan musim hujan yang sangat pendek dengan temperatur udara berkisar 21,5 0 – 33,7 0 C dan temperatur udara rata-rata sekitar 27,6 0C. Temperatur udara tertinggi 33,7 0C terjadi pada Bulan Nopember, sedangkan temperatur udara terendah 21,50 terjadi Bulan Agustus.
Biasanya hujan turun antara Bulan Desember sampai Bulan Maret, sedangkan kemarau berlangsung antara Bulan April sampai Bulan November. Curah hujan di Kabupaten Belu tahun 2005 sebesar 10.903 mm, dengan angka rata-rata curah hujan untuk setiap stasiun sebesar 727 mm. Rata-rata hari hujan 40 hari/tahun, stasiun Haekesak (Raihat) mencatat jumlah hari hujan terbesar, yaitu 97 hari hujan sedangkan terendah di tercatat di stasiun Wemasa (Kobalima) sebesar 19 hari hujan.

Topografi
Keadaan topografi Kabupaten Belu dapat dikelompokan atas beberapa kelompok berdasarkan ketinggian tempat diatas permukaan laut. Keadaan topografi Kabupaten Belu dirinci seperti berikut di bawah ini :
Ketinggian 0 – 230 m dpl seluas 98,349 Ha (40,12 %)
Ketinggian 230 – 500 m dpl seluas 95,958 Ha (39,12 %)
Ketinggian 500 – 750 m dpl seluas 30,710 Ha (12,56 %)
8 Ketinggian 750 – 1000 m dpl seluas 17,240 Ha (7,03 %)

Karakteristik Tanah
Wilayah Kabupaten Belu terbentuk oleh 4 jenis tanah antara lain tanah Alluvial yang sangat subur dan tersebar di bagian selatan wilayahnya, tanah campuran Alluvial dan Litosol yang kurang subur tersebar di sekitar Aeroki, Halilulik dan Atambua, tanah Litosol yang memiliki sifat asam dengan kesuburan rendah sampai sedang dan tersebar di seluruh wilayah Belu, serta tanah campuran Mediteran, Renzina dan Litosol yang bersifat porous tersebar di wilayah Kecamatan Malaka Tengah.
Kondisi fisik tanah di Kabupaten Belu dirinci antara lain terdiri dari :

Kedalaman Efektif Tanah
0 – 30 cm seluas 21.191 Ha (8,67%)
30 – 60 cm seluas 28.204 Ha (11,53%)
60 – 90 cm seluas 3.840 Ha (1,57%)
90 cm seluas 191.322 Ha (78,23%)

Tekstur Tanah
Tekstur halus seluas 4.599 Ha (1,88%)
Tekstur sedang seluas 201.361 Ha (84,79%)
Tekstur kasar seluas 32.597 Ha (13,33%)

Drainase
Tidak tergenang seluas 233.622 Ha (95,53%)
Kadang-kadang tergenang seluas 6.805 Ha (2,78%)
Tergenang/rawa seluas 4.130 Ha (1,69%)

Erositas
Tidak erosi seluas 171.245 Ha (70,02%)
Ada erosi seluas 73.312 Ha (29,98%)

Geografi
Gunung Tertinggi: Foho Lakaan.
Bukit-bukit penting: Lidak, Mandeu.
Pelabuhan Laut Terpenting: Pelabuhan Atapupu.
Bandara Terpenting: A.A. Bere Talo di Haliwen.
Pintu Imigrasi Terpenting: Gerbang Motaain, Gerbang Turiskain.

Budaya
Kerajaan Terpenting: Loro Bauho-Fialaran dan Lamaknen.
Gereja Tertua: Atapupu, Lahurus, Halilulik, Katedral Atambua, dan Katerdal Nualain.
Tarian Asli Belu: Likurai, Tebe dan Bidu Kikit.
Bahasa Daerah Terpenting: Tetun, Bunak, Kemak dan Dawan R.
Tempat Wisata Gunung: Ksadan Takirin, Ksadan Fatulotu, Gunung Lakaan, Fulan Fehan, Air Terjun Siata Mauhalek, Anin Nawan, Bukit Mandeu, Bukit Lidak, Mataair Lahurus, Mataair Webot Haekesak, Niki Tohe Leten, Kampung Kewar, Air Terjun Weró, Bendungan Haekriit.
Tempat Wisata Pantai: Pasir Putih, Kolam Susuk, Teluk Gurita.
Lagu Daerah Terkenal: Oras Loro Malirin, Manumutin Torok, Olala, Lolon Gol.
Hotel Terkenal: Matahari, Timor, Intan, Liurai, Paradiso, Nusantara 1,2, Klaben.
Makanan Terkenal: Ut Moruk, Se'i Babi, Dendeng Sapi, Sambal Tomat Lahurus, Bawang Weluli, Ikan Atapupu, Padi Haekesak, Jagung Bose, Batar Da'an, Tua Mutin, roti paung.

Kota Atambua
Kota Atambua adalah ibukota Kabupaten Belu, yang melingkupi 3 kecamatan:

Atambua
Atambua Barat
Atambua Selatan
Bila Atambua ditingkatkan menjadi Kotamadya maka Ibukota Kabupaten Belu bisa dibangun di Lahurus. Dan jika saja Kabupaten Belu dimekarkan lagi di Belu Bagian Barat, maka bisa dipilih Halilulik sebagai Ibukota Kabupaten Belu Barat (Belu Lorotoban) dan Kabupaten Belu di Lahurus bisa dinamai baru sebagai Kabupaten Belu Timur (Belu Lorosaen).
( wikipedia )